Toksikologi Industri
Balai K3 Bandung

TOKSIKOLOGI
Yaitu ilmu yang mempelajari tentang mekanisme kerja dan efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia yang bersifat racun serta dosis yang berbahaya terhadap tubuh manusia

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Adalah salah satu cabang ilmu toksikologi yang menaruh perhatian pada pengaruh pemajanan bahan-bahan yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, proses produksi, hasil produksi beserta penanganannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit produksi tersebut

PENGERTIAN
Ø TOKSIN/RACUN
Yaitu suatu zat yang dalam jumlah relative kecil mengganggu kesehatan manusia
Ø XENOBIOTIK
Yaitu sebutan untuk semua bahan yang asing bagi tubuh, Mis: bahan obat, bahan kimia
Ø TOKSISITAS
Yaitu kemampuan suatu zat untuk menimbulkan kerusakan pada organ tubuh suatu organisme
Ø LD50 Suatu zat
Yaitu dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 50 % binatang percobaan dalam spesies yang sama setelah terpapar suatu zat dalam waktu tertentu
Ø ED50 (efektif dosis)
Yaitu dosis yang dapat menimbulkan efek spesifik selain kematian pada 50 % binatang percobaan
Ø DOSIS
Yaitu jumlah xenobiotik yang masuk ke dalam tubuh manusia
Ø HUBUNGAN DOSIS DAN EFEK (Dose-Effect Relationship)
Yaitu hubungan antara dosis dengan efek yang terjadi pada manusia
Ø DOSE RESPONSE RELATIONSHIP
Yaitu hubungan antara dosis dan prosentase individu yang menunjukkan gejala tertentu/spesifik
Ø EFEK ADITIF
Yaitu efek yang terjadi bila kombinasi dua atau lebih bahan kimia saling mengkuatkan
Ø MASA LATEN
Yaitu waktu antara pemaparan pertama dengan timbulnya gejala/respon
Ø EFEK SISTEMIK
Yaitu efek toksik pada jaringan seluruh tubuh
Ø TARGET ORGAN
Target organ adalah organ yang paling sensitif terhadap pajanan yang terjadi
Ø EFEK AKUT
Efek yang terjadi sesudah terpajan dalam waktu singkat (jam, hari)
Ø EFEK KRONIS
Efek yang terjadi setelah pajanan yang cukup lama (bulanan, tahunan)

MASUKNYA BAHAN KIMIA KEDALAM TUBUH
Þ EFEK:
1. LOKAL : (pada bagian yang terkena bahan kimia)
2. SISTEMIK : (bila bahan kimia terserap kedalam tubuh

Þ ABSORBSI
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui:
a. Saluran pernafasan (terhirup)
Ex : gas (CO,NOx,), Uap (benzene, CCl4), bahan mudah larut (Kloroform),   debu (partikel ukuran 1-10 u ,ditimbun di paru-paru
b. Saluran pencernaan (tertelan)
Biasanya karena kecelakaan, lambung kosong mempercepat penyerapannya
c. Kulit (zat-zat yang toksik, zat yg larut dalam lemak, insektisida, organik solvent (efek sistemik))
d. Suntikan intravena, intra muskular, sub kutan dll

Þ DISTRIBUSI
– Bahan kimia organik (methyl merkuri) dapat menembus organ (otak)
– Bahan Kima anorganik (merkuri) tidak dapat menembus otak tapi tertimbun dalam ginjal
– Hati dan ginjal memiliki kapasitas mengikat bahan kimia yang tinggi dibanding organ lain, karena fungsi sebagai organ yang memetabolisirdan membuang bahan kimia berbahaya
– Bahan yang mudah larut dalam lemak, maka jaringan lemak merupakan tempat penimbunan bahan yang mudah larut dalam lemak (ex. DDT, Diedrin, Polychlorinated biphenyls(PCB)

Þ EKSKRESI
– bahan kimia diekskresikan dapat dalam bentuk bahan asal maupun metabolitnya
– ekskresi utama melalui ginjal (hampir semua kimia berbahaya) bahan-bahan tertentu lewat hati dan paru-paru
– ekskresi melalui ginjal terutama bahan yang larut dalam air
– ekskresi melalui paru-paru, untuk bahan yang pada suhu tubuh masih berbentuk gas (ex. CO)

EFEK TOKSIK PADA TUBUH
1. LOKAL DAN SISTEMIK
– Lokal : bahan yang bersifat korosif, iritatif
– Sistemik : terjadi setelah bahan kimia masuk, diserap dan distribusikan ke tubuh
– Konsentrasi bahan berbahaya tidak selalu paling tinggi dalam target organ  (ex. Target organ methyl merkuri adalah otak, tapi konsentrasi tertinggi ada di hati dan ginjal, DDT target organnya adalah susunan pusat syaraf pusat tapi konsentrasi tertinggi pada jaringan lemak)

2. EFEK YANG REVERSIBLE DAN IRREVERSIBLE
– Reversible : bila efek yang terjadi hilang dengan dihentikannya paparan bahan berbahaya. Biasanya konsentrasi masih rendah dan waktu singkat.
– Irreversible : bila efek yang terjadi terus menerus bahkan jadi parah walau pajanan telah dihentikan (ex. Karsinoma, penyakit hati), biasanya konsentrasi tinggi dan waktu lama

3. EFEK LANGSUNG DAN TERTUNDA
– efek langsung : segera terjadi setelah pajanan (ex. Sianida)
– efek tertunda : efek yang terjadibeberapa waktu setelah pajanan (efek karsinogenik)

4. REAKSI ALERGI DAN IDIOSYNKRASI
– Reaksi alergi (hipersensitivitas) terjadi karena adanya sensitisasi sebelumnya yang menyebabkan dibentuknya antibodi oleh tubuh
– Reaksi Idiosynkrasi : merupakan reaksi tubuh yang abnormal terhadap karena genetik (ex. Kekurangan enzim succynicholin)

KLASIFIKASI BAHAN BERACUN
Antara lain :
1. Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif makanan dll
2. Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru, system haemopoetik
3. Berdasarkan fisiknya: gas, debu, cair, fume, uap dsb
4. Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine, hidrokarbon dll
5. Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan berat
6. Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan, karsinogenik dll

TINGKAT KERACUNAN BAHAN BERACUN
– Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
– Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan
– Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya
– Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
– Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya
Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol

FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT KERACUNAN
1. Sifat Fisik bahan kimia
9 Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru
2. Dosis (konsentrasi) *
9 Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan racunnya
9 E = T x C
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
9 Pajanan bisa akut dan kronis
3. Lamanya pemajanan *
– gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
4. Interaksi bahan kimia
9 Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat dengan enzim cholinesterase
9 Sinergistik : efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2  ex. Pajanan asbes dengan merokok
9 Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringan
5. Distribusi
9 Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh
6. Pengeluaran
9 Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru
7. Faktor tuan rumah (host)
– Faktor genetic
– Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
– Factor umur
– Status kesehatan
– Hygiene perorangan dan perilaku hidup
NILAI AMBANG BATAS DAN INDEKS PEMAPARAN BIOLOGIS (BIOLOGICAL EXPOSURE INDICES)
Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat kerja maka perlu dilakukan :
– pemantauan biologis (biological monitoring)
– Indeks pemaparan biologis (Biological exposure Indices)
Yaitu suatu nilai panduan untuk menil;ai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya ditentukan dengan mengacu pada nilai NAB

BAHAN KIMIA BERACUN
1. Logam/metaloid
Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
Hg (organik&anorganik): Saraf dan ginjal
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
Krom: Kanker
Arsen: Iritasi kanker
Phospor: Gangguan metabolisme

2. Bahan pelarut
Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
Alkohol (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
Glikol: Ginjal, hati, tumor

3. Gas beracun
Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan

4.Karsinogenik
Benzene: Leukemia
Asbes: Paru-paru
Bensidin: Kandung kencing
Krom: Paru-paru
Naftilamin: Paru-paru
Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah

5. Pestisida
Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
Organophosphat: Kesadaran dan
Karbamat: kematian
Arsenik